8 Orang yang Mengorbankan Nyawa Untuk Menyelamatkan Seseorang

Diposting pada
Mengorbankan Nyawa Untuk Menyelamatkan Seseorang
Mengorbankan Nyawa Untuk Menyelamatkan Seseorang

Orang-orang selalu berkata bahwa mereka ingin berguna bagi orang lain, orang-orang juga berkata bahwa mereka bukanlah orang yang egois dan siap membantu orang lain apabila dibutuhkan.

Namun, saat musibah benar-benar datang, banyak dari mereka yang lupa tentang perkatannya itu.

Di waktu musibah dan marabahaya menyerang, hanya beberapa orang saja yang punya kekuatan dan keberanian untuk menolong orang lain. Mereka yang mau melakukannya adalah superhero di dunia nyata.

Agar jasa mereka tak terlupakan, berikut adalah 10 Orang yang Rela Mengorbankan Nyawanya Untuk Menyelamatkan Orang Lain.


8. Frank Foley

Frank Foley
Frank Foley

Penampilan Frank Foley tak memperlihatkan bahwa ia merupakan seorang mata-mata dari Inggris.

Ia punya tubuh yang kecil dan perut yang agak buncit, lalu ia memakai kacamata bundar–penampilan yang berkebalikan dengan James Bond. Namun, berdasarkan Sir Alex Younger, Ketua dari MI6, Foley adalah mata-mata yang sangat pintar dan efektif.

Sebelum pecahnya Perang Dunia Kedua, Foley menyamar menjadi petugas yang mengecek paspor di kedubes Inggris yang ada di Berlin, Jerman.

Ia sangat sadar mengenai perlakuan buruk Nazi kepada kaum Yahudi, sehingga ia memutuskan untuk memalsukan paspor dan memodifikasi visa para kaum Yahudi sehingga mereka bisa terbebas dari Hitler.

Baca Juga: 10 Orang Ini Dapat Kemampuan Unik Setelah Sembuh Dari Penyakit

Walaupun Foley tak punya kekebalan diplomatik, namun ia sering keluar masuk area penjara Nazi untuk memberikan paspor dan visa kepada para kaum Yahudi yang ada di sana. Perbuatannya ini dipercaya telah menyelamatkan lebih dari 10.000 orang Yahudi.

7. Insinyur-Insinyur Titanic

Insinyur-Insinyur Titanic
Insinyur-Insinyur Titanic

Sangat disayangkan bahwa banyak film yang mengangkat kisah tenggelamnya kapal Titanic gagal menampilkan tentang pengorbanan dari 35 insinyur yang kehilangan nyawanya saat tragedi tersebut terjadi.

Hal ini karena tak ada satupun insinyur yang selamat, sehingga tak benar-benar ada saksi mata secara resmi.

Namun, tak bisa dipungkiri lagi kalau setiap insinyur yang ada memilih untuk tetap berada di Titanic agar listrik di kapal tetap berjalan.

Dengan menjaga listrik agar tak padam ini, mereka berhasil mengurangi kepanikan massal yang terjadi kepada para penumpang dan membuat petugas bisa mengirim sinyal darurat kepada kapal terdekat.

6. Trio Chernobyl

Trio Chernobyl
Trio Chernobyl

Pada 26 April 1986, satu dari empat reaktor nuklir yang ada di pusat nuklir Chernobyl meledak. Asal kamu tahu, dibandingkan dengan bom atom di Hiroshima pada 1945, ledakan nuklir di Chernobyl ini mempunyai kekuatan radiasi hingga 400 kalinya, lho.

Namun, kerusakan yang terjadi bisa saja lebih parah kalau tiga orang pahlawan pemberani ini tak turun tangan.

Beberapa hari setelah ledakan, para ilmuwan menemukan bahwa material nuklir yang meleleh bisa saja menghancurkan lantai, sehingga nanti akan jatuh ke kolam air yang ada di bawah.

Hal ini akan menyebabkan ledakan asap beradiasi tinggi yang akan menghancurkan seluruh pusat nuklir beserta tiga reaktor nuklir lainnya, dimana jika hal ini terjadi maka akan berefek kepada berbagai kerusakan parah di seluruh dunia.

Untuk mencegah kiamat karena nuklir ini, 20 juta liter air perlu untuk dikosongkan. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan cara mematikan katup-katup air secara manual.

Insinyur senior Valeri Bespalov, insinyur mekanis Alexei Ananenko dan supervisor Boris Baranov dengan berani menawarkan diri untuk menjalakan misi yang dianggap bunuh diri, namun bisa menyelamatkan nyawa jutaan orang ini.

Mereka bertiga berhasil menyelesaikan misi itu dengan sukses menggunakan baju khusus. Tak hanya itu saja, mereka bertiga juga keluar dengan selamat.

Dua dari mereka masih hidup sampai sekarang, sedangkan Boris Baranov meninggal karena serangan jantung pada 2005 lalu.

5. Benjamin Clark

Benjamin Clark
Benjamin Clark

Benjamin Keefle Clark bukanlah seorang polisi atau petugas pemadam kebakaran saat insiden 11 September 2011 terjadi. Ia bekerja sebagai seorang koki bagi suatu perusahaan di lantai 96 yang berada di Menara Selatan.

Saat pesawat menabrak gedung, ia tak mencoba untuk melarikan diri, namun justru berusaha untuk memandu orang lain agar selamat.

Salah seorang saksi memuji Benjamin karena ia berhasil menyelamatkan ratusan nyawa.

Ia benar-benar totalitas dalam melakukan aksi heroiknya ini karena saat mereka mencapai lantai 78, ia dikabarkan juga membantu seorang wanita yang ada di kursi roda. Namun, walaupun begitu, sayangnya ia tak selamat dari kejadian tragis ini.

4. John Robert Fox

John Robert Fox
John Robert Fox

Perang Dunia Kedua tak diragukan lagi penuh dengan para tentara pemberani yang rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan orang lain.

Salah satu yang terkenal adalah Letnan John Robert Fox, saat ia ditugaskan di salah satu desa di pegunungan Italia di tengah-tengah pertempuran brutal antara pasukan Amerika dan Jerman.

Pada hari natal, pasukan Amerika berhasil mendapatkan kendali dari desa tersebut. Namun, besoknya Jerman melakukan serangan fajar–seperti yang sudah diduga.

Fox merupakan petugas radio artileri yang bertugas untuk mengirimkan koordinat dari pasukan musuh lewat radio agar petugas artileri bisa menembak tepat sasaran.

Serangan dari pasukan Jerman sangat brutal, sehingga menyebabkan pasukan Amerika mundur. Bersembunyi di lantai dua sebuah rumah, Fox lalu mengirimkan sinyal untuk menembak artileri tepat ke desa, sehingga bisa memberikan waktu bagi pasukan Amerika untuk mundur.

Saat petugas artileri berkata, “Fox, artileri akan mengenaimu,” dikabarkan Fox menjawab, “Tembak saja. Mereka (pasukan Jerman) lebih banyak daripada kita”.

Pengorbanannya ini memberikan perlindungan kepada pasukan Amerika untuk mundur, lalu berkumpul kembali, sebelum akhirnya mereka berhasil memukul mundur pasukan Jerman beberapa hari kemudian.

3. Jack Phillips

Jack Phillips
Jack Phillips

Selain para insinyur, Jack Phillips, operator radio yang saat itu berusia 25 tahun adalah salah satu pahlawan saat insiden tenggelamnya Titanic. Sore hari pada 14 April 1912, ia dan Harold Bride–operator radio lainnya, mengirimkan beberapa pesan tentang peringatan gunung es kepada Kapten Edward Smith.

Saat Titanic menabrak gunung es pada pukul 23.40, Phillips masih tetap berada di kantornya untuk mengirimkan sinyal darurat agar mendapatkan bantuan dari kapal-kapal terdekat bersama dengan Harold tadi.

Mereka berdua terus mengirimkan sinyal tanpa lelah hingga pukul 2 pagi. Saat Kapten Smith menyuruh mereka untuk meninggalkan kapal, hanya Harold saja yang keluar untuk membantu penumpang yang lainnya turun dari kapal. Sedangkan Phillips masih berada di ruangannya, terus mengirimkan sinyal darurat sampai menit-menit akhir kapal tenggelam.

Phillip berhasil meninggalkan Titanic menggunakan perahu darurat, namun naas, perahunya tersebut terbalik dan ia tenggelam. Namun, Harold Bride selamat dari insiden itu, sampai akhirnya ia meninggal pada tahun 1956.

2. Maximilian Kolbe

Maximilian Kolbe
Maximilian Kolbe

Salah satu kisah yang tak mungkin dilupakan saat pembantaian oleh Nazi adalah tentang Maximilian Kolbe, pendeta asal Polandia yang dikirim ke kamp Auschwitz di tahun 1941.

Di sana, para Nazi sengaja membuat para tahanan kelaparan. Setiap dari mereka diberikan segelas kopi di pagi hari, semangkuk sup dan setengah roti setelah bekerja.

Kolbe sering mengalah dan membiarkan orang-orang untuk mengambil bagian mereka terlebih dahulu–yang seringnya mengakibatkannya untuk tak mendapat jatah.

Di Auschwitz ada juga aturan di mana sepuluh orang akan dibunuh apabila ada satu orang melarikan diri dari sana. Salah seorang pria dari ruangan Kolbe melarikan diri pada Juli 1941, jadi sepuluh orang lainnya dipilih untuk tak diberi makan sampai mereka mati.

Salah seorang tahanan yang dipilih adalah Franciszek Gajowniczek, ia menangis setelah mengetahui bahwa ia dipilih untuk diberikan hukuman mati tersebut.

Namun, Kolbe dengan gagah berani berkata, “Aku adalah pendeta. Biarkan aku menggantikannya. Aku sudah tua, sedangkan ia punya istri dan anak.”

Setelah dua minggu kelaparan dan kehausan, Kolbe adalah satu-satunya orang yang selamat dari hukuman tersebut. Namun, ia lalu dibunuh dengan disuntik mati pada 14 Agustus 1941.

1. Godwin Ajala

Godwin Ajala
Godwin Ajala

Saat pertama kali Godwin Ajala yang berasal dari Nigeria menginjakkan kaki di Amerika Serikat, ia dipaksa untuk melakukan beberapa pekerjaan dengan bayaran rendah, sampai akhirnya ia mendapatkan pekerjaan tetap sebagai salah satu pegawai di World Trade Center.

Pekerjaannya adalah berkeliling di dalam gedung dan memberikan bantuan saat terjadi keadaan darurat kecil.

Saat pesawat menabrak World Trade Center, Ajala dengan heroik membantu ribuan orang untuk keluar dari gedung tersebut.

Baca Juga: 10 Hewan Peliharaan Eksotis yang Membunuh Pemiliknya

Dikabarkan kalau Ajala membantu orang-orang untuk keluar dari gedung dan menahan pintu bagi mereka yang ingin keluar. Namun sayangnya, ia pingsan karena kelelahan, lalu koma di rumah sakit dan akhirnya meninggal beberapa hari kemudian.